Penerbit game asal Korea Selatan, Krafton, membuat kejutan dengan menunda perilisan Subnautica 2, game yang sangat dinantikan para gamer. Keputusan ini diambil beberapa bulan sebelum Krafton harus membayar bonus sebesar USD 250 juta (sekitar Rp 4 triliun) kepada tim pengembang.
Penundaan ini dibarengi dengan pemecatan salah satu bos dari studio pengembang, Unknown Worlds Entertainment. Informasi ini didapat dari sumber anonim yang enggan disebutkan namanya karena tidak memiliki izin untuk berbicara kepada media.
Penundaan Subnautica 2 dan Pemecatan Petinggi Unknown Worlds
Subnautica 2, yang menempati posisi kedua game dengan wishlist terbanyak di Steam, semula dijadwalkan rilis early access pada tahun 2025. Namun, Krafton secara mendadak mengubah rencana tersebut setelah memecat petinggi Unknown Worlds.
Juru bicara Krafton sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait hal ini. Informasi yang beredar menyebutkan penundaan hingga 2026 ini dipicu oleh perbedaan pendapat mengenai jadwal peluncuran.
Bonus USD 250 Juta yang Terancam Hangus
Akuisisi Unknown Worlds oleh Krafton senilai USD 500 juta pada tahun 2021 mencakup perjanjian bonus USD 250 juta jika Unknown Worlds mencapai target pendapatan tertentu pada akhir tahun 2025. Hal ini telah diverifikasi kebenarannya oleh Bloomberg.
Dengan penundaan Subnautica 2, kemungkinan besar Unknown Worlds akan gagal mencapai target pendapatan tersebut. Konsekuensinya, bonus besar itu pun tidak akan diberikan.
Dampak Pemecatan terhadap Tim Pengembang
Pemecatan petinggi Unknown Worlds, yang diduga adalah Charlie Cleveland, Max McGuire, dan Ted Gill, menimbulkan dampak signifikan. Para petinggi tersebut telah menjanjikan pembagian bonus kepada sekitar 100 karyawannya, dengan besaran bervariasi dari ratusan ribu hingga jutaan dolar.
Steve Papoutsis, CEO Distance Studios, ditunjuk sebagai CEO baru Unknown Worlds untuk memimpin manajemen dan arahan kreatif studio tersebut. Krafton belum menjelaskan secara detail alasan di balik pemecatan tersebut.
Meskipun Krafton menyatakan komitmen untuk menghadirkan game terbaik, pernyataan Charlie Cleveland yang menyebut Subnautica 2 sebenarnya sudah siap dirilis menimbulkan pertanyaan besar. Pernyataan tersebut diungkapkan melalui media sosial beberapa hari setelah pemecatannya.
Kejadian ini menyoroti kompleksitas di balik pengembangan game skala besar dan perjanjian akuisisi yang melibatkan angka fantastis. Nasib Subnautica 2 dan para karyawan Unknown Worlds kini menjadi perhatian banyak pihak.
Kejelasan mengenai detail perselisihan antara Krafton dan mantan petinggi Unknown Worlds masih belum terungkap. Namun, kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi industri game tentang manajemen risiko dan pengelolaan hubungan antara penerbit dan pengembang.
Dengan penundaan yang signifikan dan bonus yang terancam hangus, masa depan Subnautica 2 dan Unknown Worlds masih diliputi ketidakpastian. Ke depan, transparansi dan komunikasi yang lebih baik antara penerbit dan pengembang akan menjadi kunci keberhasilan proyek game skala besar.